Tuesday, June 28, 2011

Sparks

Tak ada lelaki yang memiliki mata seindah matamu. Dan aku hampir mati setiap tatapan itu menembus jantungku. Kau mengulitiku dengan kekerasanmu, melelehkanku dengan keangkuhanmu. Ada sesuatu di balik kerasnya dinding itu, yang membuatku mengerti betapa hangatnya jika berada di dalam. Kadang kau batu yang menghantam kepalaku hingga bocor, kadang kau selimut dan secangkir teh hangat. Kadang kau sejenis rottweiler, gonggonganmu membuat orang terbujur kaku, kadang kau kucing kecil yang manis peliharaan nenek di desa. Jinak dan tenang.

Aku tak pernah tahu keterbalikan itu bisa berdiri berdampingan dengan sangat mesra, menciptakan suatu makluk menyenangkan untuk diperlihatkan pada dunia. Suatu kala ingin rasanya menyayat kulit ini, dan memasukanmu ke dalamnya, agar kau tak lari. Aku tahu diam-diam kau membuka kerangka kepalaku, dan mengerogoti otakku, mahluk kecil menyebalkan! Aku bisa saja memanggil polisi untuk memenjarakanmu. Namun bahkan tanpa sadar aku menikmatinya. Sungguh aku menikmati saat kau melakukannya. Dan kini mulutku mulai tak dapat menahan untuk berkata, tolong jangan berhenti!

Tak ada lelaki yang memiliki aroma sepertimu. Aku panas setiap kali menghirup aroma itu. Kau tahu kau pegang nafasku, kau bisa saja lakukan apapun untuk menggantungku. Namun nyatanya aku menikmati setiap sesak yang ada di dalam hati, tiap kali aku merindumu. Sakit namun tak ingin ku akhiri. Kadang kau angin yang sejuk, kelapa muda dan pasir yang lembut. Kadang kau ombak yang menghempasku ke karang, meremukkan tulang. Hey, kau kah itu, mahluk yang kupanggil kekasih?