Saturday, February 7, 2015

Embun

Barangkali embun adalah nama tengahmu, sebab mata sayu mu selalu melembutkan tiap pilar pilar yang telah susah payah kubangun ratusan hari yang lalu. Menyesap tiap titik aliran darah yang mengalir di setiap kalbu, untukku kenang dalam sisa-sisa peluk yang semu. Barangkali kau tak sempat menyadari, bahwa tiap gerak yang kau buat meninggalkan bekas pada daun yang berjuang menahan pagi. Tuk membiarkannya tetap di tempat yang ia ingini, tuk melindunginya dari mentari, tuk tentramkan batin yang terapung dalam gemericik air dan gema sunyi. Mengapa menjadi terasa begitu sulit mengeja namamu? Saat kepergianmu hanya menyisakan tetesan air untuk ku telan dalam rindu. Meraup pilu untukku redam dalam peliknya sisa cumbu yang memuai dengan cara paling anggun. Menjadikannya kering dan gugur tanpa janji apapun. 

Monday, February 2, 2015

Baja dalam Nadiku

Dalam tangan yang mulai renta kau bias belukar menjadi jalan setapak. Kau rajin temani siang hingga mentari pergi digantikan oleh bulan dan bintang yang mulai nampak. Seiring waktu saat ku mulai tak lagi bermain pura-pura memasak, kau biarkanku bermain dengan air yang pasang dan dengan laparnya menyeretku tenggelam dalam palung yang amat dalam. Saat pada akhirnya kutemukan kembali nafasku kau lontarkan senyum penuh arti dalam diam. Ya.. Kita timpang dalam melakoni peran, kita merangkak saat yang lain berjalan. Kita payah dalam bermain drama. Kita awam dalam cium tangan dan perbincangan malam di meja makan. Kita kehilangan satu anggota yang seharusnya ada untuk menjadikan segalanya terlihat lebih pantas untuk dibanggakan. Kita sering beradu argumen, saling memaki, membenci namun tak pernah sekalipun kau sematkan kutuk dalam amarahmu. Doa terbaik selalu kau panjatkan dari jauh untukku. Aku tahu. Dan pada akhirnya saatku kembali pada jalan setapak yang kau buat, aku mengerti bahwa ada satu kasih yang sejati yang bukan hanya rela memberikan hidupnya untukmu, namun juga yang membimbingmu untuk melihat 'hidup'. Kau tak pernah benar-benar sepenuhnya menyaksikanku mendayung ilmu sejak ia pergi berlalu dalam nafsu, namun di satu waktu saat aku lelap tertidur kau datang berjingkat dalam senyap tuk tanamkan seribu baja ke dalam nadiku. Terimakasih telah menjadikanku sekuat baja, dan untuk membimbingku melihat hidup. Ibu.

Saturday, January 31, 2015

Tujuan Terakhirmu

Aku selalu yakin bukan karena tidak bisa. Kau hanya sedang dalam perjalanan yang sangat panjang. Mengembara pelangi, menangkap senja. Kau hanya sedang pergi sangat jauh mencari puing puing cerita untuk kau kenang di masa datang. Kau hanya sedang pergi bekerja, melakukan tugas mu, bersenang-senang, bersinergi dengan waktu. 
Aku selalu yakin bukan karena tidak bisa. Kau hanya sedang berurusan dengan orang lain, bergumul dengan lembar kerja, dan mengisinya dengan tinta berbagai warna.
Aku yakin bukan karena tidak bisa, kau hanya sedang dalam perjalanan pulang. Aku yakin akulah satu-satunya alasan kau pergi, untuk menjadi tujuan terakhirmu nanti.
Bersinergilah, temukan warna-warnamu. Aku percaya kau hanya sedang dalam perjalanan, bukan pergi untuk selamanya.  Aku yakin setelah entah apa saja hal-hal yang kau alami selama kau pergi, kau akan berakhir di sini, di rumah ini. Aku akan menyambutmu dengan sangat hangat, membuatkanmu teh panas, kita akan mendengarkan ceritamu selama kau pergi, kau akan membawakan senja itu untukku, dan akan kita nikmati berdua. Hanya kita berdua.

Cinta Tak Pernah Salah

Cinta tidak bisa salah, kau tahu? Waktu yang bisa. Bahkan ketika semua terasa salah, hatimu akan selalu terpaut dengan satu yang kamu cinta. Kita memang tidak pernah mengerti pada apa atau siapa kita dapat menempatkan cinta. Mengendalikan cinta, kurasa Tuhan pun sulit melakukannya. Aku mulai tidak mengerti apakah ini kutuk atau berkat. Namun nyatanya aku terpikat oleh senyum di garis wajahnya yang terasa pekat. Tulus, hangat. 
Mereka bilang bahwa "kau hanya hidup sekali". Aku akan hidup beribu-ribu kali, demi senyum itu sekali lagi.

Tuesday, January 27, 2015

Selamat malam Boss!

Bagaimana bisa aku melupakan senyum itu. Bagaimana bisa aku melupakan moment-moment itu. Saat ia berlagak sok tahu, saat ia sok pintar dan sedikit banyak bicara. Saat seolah semua orang mengenalnya. Bagaimana aku bisa meninggalkan kenangan-kenangan itu? Kenangan saat pertama kali ia beri obat flu itu. Saat mata kita bertemu di suatu titik kala itu. Dia selalu tahu cara membuatku jatuh cinta. Itulah mengapa ia tak terlalu merasa takut kehilangan aku. Ia adalah casanova. Ia tau cara melepasmu, dan menarikmu kembali. Lucunya, beberapa wanita senang, atau terlalu bodoh hingga diperlakukan begitu. Aku tidak senang, aku hanya terlalu bodoh. 

Tuesday, December 30, 2014

- Untitled -

It is not always easy to win a bowl
Sometimes we have to chase down and crawl
Sometimes we win
Sometimes we loose
Sometimes we need to get into fights to save our last breath
Sometimes we think we stand a chance but all we had is a bunch of junk
But to pass our hunger we need a bigger valour
Unfortunately i must say this is the hardest one that any other man can break
It is you, are the reason why i crawled in You got me creepin in a blurriest direction
I am sitting tight to every chair that are straight to you
Im holding my ground and sticking everyone's gun
Just to fit in to your feet
To be the one and only
To bring my favorit bowl on my own

Saturday, December 27, 2014

When i'm with you

I think i can fly, think i can touch the sky
When im with you
I think i can fly, break through the night
When im with you
Cause when the sun goes down and out of lights
I see a million shinning stars through your eyes
When the day goes dark and seems so cold
I feel the fire flames in your hand when you hold
We could wait for another sunrise forever
Forever
When im with you
Forever will never be so hard
Cause i think i can fly, i think i can touch the sky
When i'm with you.